Sunday, May 17, 2015

Solo Backpacker Ala Mahasiswa

Kisah ini adalah kisah seorang sahabat KdJ bernama Laensugi Rante Tandung yang backpacker seorang diri ke Jepang. 

SOLO BACKPACKER ALA MAHASISWA, banyak jalan menuju Jepang

Osaka Castle
Setelah berpikir panjang, akhirnya saya berpikir ada baiknya pengalaman saya tentang travelling ke Jepang saya bagi ke teman-teman dan mungkin saja ada yang senasib dengan saya dan bisa belajar dari pengalaman saya.

Sebagai seorang mahasiswa dan Japanese holic saya berharap ke negeri ini selama bertahun-tahun. Saya selalu berharap ke Jepang dengan beasiswa dan dalam prosesnya saya telah mencoba 9 beasiswa untuk ke negara matahari terbit ini sayangnya semuanya berakhir dengan kegagalan.
Akhirnya setelah itu saya mulai bertolak arah dan berpikir ‘’pasti ada cara lain ke negara impian saya ini’’ dan mulai dari situ saya mulai menabung kesana.

Setelah hunting tiket pesawat murah akhirnya saya mendapatkan tiket airasia dengan airasia big point seharga 2,6 juta dari Makasar-KL-Tokyo PP.

Untuk visa karena masa berkunjung saya hanya sebatas kunjungan sementara dan single entry, maka saya memanfaatkan status mahasiswa saya untuk membuat visa GRATIS ke Jepang.
Perlu teman-teman ketahui bahwa Jepang memberikan free-visa fees kepada pelajar ASEAN yang melakukan kunjungan bersifat sementara atau kurang dari 15 hari, saya pribadi mengurusnya sendiri dan melampirkan kartu mahasiswa dan surat keterangan kuliah.

Pergumulan ke dua yaitu berhubungan dengan transportasi dan akomodasi di Jepang, untuk menjelajah Jepang di beberapa kota di honsu island saya menggunakan JR pass.
Awalnya berat banget rasanya beli JR Pass mengingat 3,1 juta bukan harga yang murah, lebih mahal malahan dari tiket saya. Tapi setelah menggunakan JR pass rasanya tidak menyesal sama sekali mengingat daerah yang saya kunjungi jaraknya cukup jauh dari satu dengan yang lain

Selama di Jepang bisa dibilang untuk akomodasi seperti tempat tinggal saya cukup beruntung. Di area Tokyo, Osaka dan Kyoto saya dihosting oleh member couchsurfing, di Yamaguchi saya di host sama member BD yang menikah dengan orang Jepang dan daerah lainnya saya tinggal di apartement mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Jepang.

Selama di Jepang saya mengunjungi beberapa wilayah di antaranya Tokyo, Aomori (Hirosaki), Toyama, Tateyama (Alphine Route), Osaka, Kyoto, Yamaguchi dan Nagoya. Perjalanan total saya adalah 9 hari, saya dengan sangat mantap melakukan solo travelling saya dengan modal tas backpack kabin dan modal nekat.

Di hari pertama saya tidur di bandara haneda di temani teman duduk saya orang Jepang teman duduk saya saat di pesawat kami tidur di observatory room lantai 4 haneda.
Di bandara saya membeli onigiri seharga 100 Yen atau seharga 10.800 rupiah untuk pilihan lain terdapat sandwich isi daging seharga 25.000 ataupun bento seharga 35.000 dan aqua seharga 10.800 dan ini bisa didapatkan di Convenient Store seperti 7eleven, family mart, sakus,etc.

Saya mulai mendapatkan fakta bahwa Jepang tidaklah begitu mahal seperti yang orang bilang, lebih mahal biaya hidup di Singapura buat saya secara pribadi.
Untuk internetan bisa mendownload japan free-wifi dan premium codenya bisa diambil di information office haneda sebelah kanan dari arah luar Immigration Exit gates, tapi internetnya kurang bisa diandalkan.

Paginya saya mengaktifkan JR Pass yang saya miliki.
Meskipun sudah punya JR pass saya tetap membeli pasmo/suica seharga 2000 yen untuk menaiki kereta dengan jalur non-JR dr dan ke bandara dan ke tempat-tempat lain.

Sama seperti traveler lain, bisa saya bilang bermodal bahasa inggris di Jepang adalah gampang-gampang susah.
Kadang kita berbicara dalam bahasa Inggris tapi jawabnya dalam bahasa Jepang.
Tapi jangan kawatir, orang Jepang membantu orang lain sebisa mungkin.

Dan meskipun di Tokyo transportasinya terlihat sangat rumit, petugas di stasiun akan membantu menunjukkan arah sebisa mungkin, dijamin tidak akan tersesat.

Perjalanan saya agak gila, tapi mungkin bisa jadi referensi

Setelah menitipkan barang di rumah host saya, di hari ke dua saya berjalan-jalan di area Shibuya melihat patung hachiko dan gaya anak gaul jepang yang lagi nongkrong dekat patung ini sedari menyiapkan diri untuk perjalanan ke Aomori menggunakan shinkansen hayabusha yang harus dipesan sebelumnya.

Perjalanan ke Aomori sekitar 3 jam, 10 menit dan untuk ke Hirosaki untuk melihat bunga sakura yang indah itu diperlukan 1 jam tambahan.
Dan semuanya di cover oleh JR pass.

*pelajaran hari ke dua, makanan di stasiun dan di dalam shinkansen cukup mahal, orang jepang kebanyakan makan bekal di dalam shinkansen jadi siapkan makanan sebelum memasuki stasiun, dan jangan pindah tempat duduk meskipun tempat duduk kamu kosong atau nanti ditegor sama petugas. Malamnya sekitar jam 7, saya balik ke Tokyo dengan perasaan super puas.

Festival Sakura di Hirosaki park Aomori
Dari Shin Aomori dapat ditempuh sekitar sejam lebih dengan kereta JR

Hari ke-tiga saya mengunjungi Toyama untuk ke Kurobe, dari Tokyo saya sarankan pagi-pagi sekali kesana, shinkansen pertama sudah ada pada waktu 06.30 pagi.

Dari Tokyo station ke Toyama dengan hokuri shinkansen ditempuh dengan waktu 2 jam 40 menit dan ambil tiket kereta dentetsu line no.1 dengan harga 2400 pp ke Tateyama, dari Tateyama bisa naik kereta gantung dan dilanjutkan dengan bus sekitar 4000an yen PP ke Murodo, which is really worth it. Meskipun perjalanan ini seharga smart phone murah saya rela.
Akhirnya bisa liat salju pertama seumur hidup saya.
Sorenya saya pulang, sekitar jam 5 tepat semenit sebelum statiun tutup, dan akhirnya kembali ke Tokyo. Di Tokyo saya sempatkan buat jalan-jalan sebelum pulang ke rumah host saya.

Salju pertama di Tateyama Kurobe

Di hari ke-4 saya ke Osaka bersama dengan host saya yang juga orang Osaka, sayangnya saya tidak tidak sama dia karena janji untuk tinggal dengan orang lain sebelumnya.
Di Osaka saya tinggal di apartement pelajar asal Indonesia tapi sebelumnya saya berkunjung ke Osaka castle dan Korean town dan menitipkan tas saya di Osaka station seharga 500 Yen untuk sehari penuh. Malam hari saya sempatkan berkeliling kota.

Di hari ke-5 saya sempatkan ke gereja internasional di Osaka di mana di gereja ini sistemnya bilingual, Jepang dan Inggris.
Setelah ke gereja saya sempatkan berjalanj-jalan ke Namba (pusat perbelanjaan di Osaka) dan membeli yukata murah.
Sorenya saya ke Yamaguchi dan disambut hangat oleh salah satu member BD di sini, dengan gaya hidup dan tempat tinggal super tradisional Jepang

Di hari-6 saya diajak berkeliling dengan mobil ke 3 tempat wisata yaitu Iwakuni, Akioshido dan Yamaguchi flower park.
Beberapa tempat saya awalnya tidak ketahui keberadaanya, di Iwakuni kami melihat ular putih*jadi inget Orochimaru di manga Naruto, jembatan bergelombang, taman dan castle.
Di Aikoshido terdapat gua yang sangat besar yang jika dijelajahi panjangnya sekitar 1 kilometer lebih dengan pemandangan yang sangat mengagumkan, dipenuhi dengan stalakit dan stalagmit

Pemandangan di dalam gua Akioshido

Jembatan unik di Iwakuni

Yamaguchi Flower Park harga tiket 300 yen

Yamaguchi flower park

Hari ke-7, dengan menggunakan mobil tumpangan.
Saya menuju Kyoto station dari Yamaguchi. saran saya selama di Kyoto station pergi ke tourist information untuk informasi dan beli bus pass seharga 500 Yen, dimana saya menyempatkan diri berkunjung ke Arashiyama, Inari, Kyoto tower, Tofukuji temple sayangnya tidak sempat berkunjung ke Kinkakuji ;_;,  disini saya tinggal dengan member CS yang super baik.

Fushimi Inari
hanya 5 menit dari Kyoto station, turun di Inari station
biaya masuk gratis
 
Arashiyama
banyak tempat yang bisa dikunjungi disini
mulai dari sungai, stand penjualan makanan, bambu dan kuil
Peta bisa diambil di Information Centre

Kyoto Tower
Bisa langsung dicapai dari Kyoto station tinggal nyebrang jalan


Di hari ke-8 saya sempatkan berkunjung ke Nagoya, tidak seperti tempat lainnya Nagoya ‘’less thing to see’’ dengan membeli one day pass seharga 600 yen saya ditemani satu teman dari Indonesia dan satu orang Jepang berkeliing Nagoya.
Di Nagoya saya sempatkan berjalan ke Nagoya castle di mana terdapat history dan benda-benda peninggalan Nobunaga di dalam castle, Noritake garden dan festival bunga dengan melihat mawar yang indah di Tsurumai park, malamnya saya balik ke Tokyo

Nagoya Castle
bentuknya hampir sama dengan Osaka Castle
tapi agak lebih kecil, bisa lihat museum peninggaln Nobunaga Oda di dalam

Hari ke-9 JR pass saya masa aktifnya akhirnya habis juga jadi saya gunakan untuk membeli one day pass Metro-JR seharga 1580 Yen, pagi-pagi sekali saya menyimpan tas saya dilocker dan menjelajah Tokyo tapi tak semua tempat bisa saya kunjungi di hari terakhir saya saya sempatkan mengunjungi Asakusa, Ueno park, Harajuku, Shibuya, Akihabara, Shinjuku, dan area gaje lainnya.

Akihabara

Asakusa

Jalan sepanjang Harajuku

Di hari terakhir saya dapat cowok yang bawa-bawa kamera sambil nawarin sesuatu.
Pas datang ke saya dia ngomong bahasa Jepang tapi saya jawab, ’’Gomen Ne, watashi wa nihon go ga dekimasen’’ dan akhirnya dia pergi belakangan baru saya tau kalau itu orang nawarin buat jadi artis video ‘’begituan’’. Jam 8 malam akhirnya saya balik lagi ke haneda.

Biaya hidup saya selama 9 Hari tidak termasuk JR pass adalah sekitar 3 jt. Dengan penginapan gratis-.- hanya saja saya kalap di hari terakhir melihat uang yang tersisa banyak jadi saya borong kosmetik, makanan dsbg.


Saran selama di Jepang:
  • Gunakan uang koinnya sampai habis jangan sampai koinnya bejibun dibawa pulang ke Indonesia. 
  • Selalu liat rambu-rambu lalu lintas 
  • Ngantri 
  • Kalau gak dapat tempat sampah simpen di tas, saku, dsbg nanti dapat baru dibuang 
  • Mau hemat? beli makanan di 7 eleven, sakus, dan family mart 
  • Kalau yang NUMPANG bawain oleh-oleh buat si pemilik rumah saya milih numpang karena alasan utamanya ingin jadi bagian dari kehidupan orang and i don't mind to pay for this, dan bagi yang gak punya kenalan bisa cari hotel dan hostel di booking.com dari harga 250an udah ada perharinya 
  • Kebiasaan orang Indonesia yang saya dapatkan teriak dan tertawa terbahak-bahak di kereta , dll saran saya diminimalkan. 
  • Dari pada capek beli tiket di setiap statiun saya sarankan beli IC card berupa SUICA ataupun PASMO Dompet yang jatuh di jalan dibiarin aja*hehehe 
  • Banyak tempat wisata gratis di jepang jalan-jalan kesana aja, saya pribadi kurang ''ngeh'' ketempat liburan seperti Universal studio , disney land, tapi lebih ke alam/tempat natural, warisan dunia,dsbg 

Pertanyaan gaje.. siapa yang motoin?

Saya selalu cari wisatawan yang lowong buat fotoin saya, semoga mereka gak repot.


Note: BD adalah group FaceBook Backpacker Dunia


Makasar, 14 Mei 2015
Ditulis oleh:
Laensugi Rante Tandung