Saturday, September 14, 2013

Chikan


Di Jepang memang sudah menjadi budaya dan mode bagi wanita untuk memakai rok mini dan hot pants. Apakah laki-laki di Jepang terganggu dengan itu? Karena sudah terbiasa hal itu menjadi biasa saja, tetapi tentu saja yang namanya kejahatan itu ada karena ada kesempatan.

Salah satu kejahatan atau tindak kriminal akibat pemakaian rok mini adalah :
1. CHIKAN 痴漢 adalah meraba dan memegang baik paha, pantat, pinggang, buah dada wanita di tempat umum (biasanya di kereta dan jalan).
2.TOUSATSU CHIKAN 盗撮痴漢 adalah mengambil foto celana dalam secara diam2 pada wanita yang memakai rok mini di tempat umum (Biasanya di stasiun kereta dan mall). Bagi yang tinggal di jepang pasti pernah deh lihat acara polisi menangkap pelaku tousatsu chikan di televisi.


Saat membeli tiket kereta, serta antri menunggu kereta datang, suasana walaupun sangat padat namun masih terkendali. Demikian juga saat memasuki kereta, kondisi masih tetap tertib khas negara Jepang yaitu penumpang yang keluar didahulukan, setelah itu baru penumpang yang naik, menyusul kemudian. Nah pada saat sudah berada di dalam gerbong inilah kondisi "RUSUH" mulai terjadi. Semua orang berhimpitan dan saling dorong. Pintu kereta menjadi susah untuk ditutup karena saking penuhnya. Parahnya lagi, kebanyakan orang enggan berada di gerbong bagian tengah dan semua ingin berada dekat pintu. Kenapa ? Karena kalau sudah terjepit di gerbong tengah nanti perlu perjuangan extra keras saat harus keluar di stasiun berikutnya.
Tempat duduk ? sebaiknya lupakan saja. Jangankan duduk, untuk sekedar berdiri pun susahnya minta ampun. Tempat pegangan tangan juga umumnya penuh terpakai sehingga tangan terpaksa dibiarkan menggantung lemas tanpa pegangan. Jadi untuk menjaga keseimbangan tubuh ketika kereta berguncang atau membelok, sepenuhnya mengandalkan himpitan orang disekitarnya. Keadaan semakin sulit karena kita hampir tidak bisa merenggakan kaki untuk membuat kuda kuda. Nah pada saat berdesakan dan berhimpitan dalam kereta seperti inilah kejahatan chikan ini terjadi.


Wanita yang menjadi korban chikan disebut CHIJO 痴女. Tentu saja chikan ini adalah tindak kriminal, selain masuk penjara akan dikenakan denda. Kalau pelakunya masih dibawah umur, biasanya orang tuanya dipanggil ke kantor polisi untuk menjemput anaknya.
Karena pada saat jam kerja atau jam sekolah kereta subway  sangat padat dan sesak, sangat sulit sekali membedakan mana yang chikan atau tidak. Oleh karena itu pada jam-jam tertentu di subway ada gerbong kereta khusus wanita (hanya wanita yang diperbolehkan naik).


Dan hal yang baru korban chikan bukan hanya wanita saja, ada juga pria. Homo? Ah, tentu saja bukan ! Maksudnya adalah kasus salah tangkap atau dituduh melakukan sesuatu (chikan) yang sama sekali tidak dilakukan. Korbannya ya tentu saja pihak pria. Maklum, dalam kondisi terhimpit dan berdesakan kadang sangat sulit untuk mengindentifikasikan pelakunya. Salah tangkap kadang tidak bisa dihindari dan untuk memastikannya memerlukan pembuktian dan juga sidang di pengadilan yang berlarut larut dan menguras energi kedua belah pihak. Kasusnya akan menjadi lebih mudah kalau ada saksi mata yang melihatnya namun justru bagian inilah yang paling susah.

Di dalam kereta api, umumnya semua orang sibuk dengan 4 aktivitas utama yaitu tertidur pulas, bengong merenungi nasib, sibuk memainkan Hp atau sibuk membaca buku saku. Jadi nyaris tidak ada tenaga "nganggur" yang bisa dijadikan sebagai saksi.
Jadi Chikan adalah kasus sulit dan tidak mudah untuk diatasi. Cukup banyak korban (pihak wanita) yang malah membiarkan atau tidak melaporkannya pada petugas keamanan kecuali untuk kasus tertentu seperti kasus chikan yang dilakukan secara berulang ulang pada gadis atau wanita yang sama, dilakukan di jalur atau jurusan kereta yang sama sehingga kemungkinan besar pelakunya dipastikan adalah dari orang yang sama. Setelah mempelajari kasus dengan menempatakan menempatkan sejumlah petugas untuk mencatat mencatat setiap penumpang yang berada didekat wanita tersebut dan pelakunya umumnya akan tertangkap. Dengan merekamnya dalam sebuah kamera kecil tersembunyi sebagai bukti maka kasusnya akan tersebar luas dan di televisi sedangkan pelaku tentu saja dijamin akan kehilangan pekerjaannya. Namun walaupun hukuman untuk pelaku chikan sangat berat di negara tersebut, tiap tahun selalu saja ada orang yang nekat melakukannya.


Ada film Jepang yang diangkat berdasarkan kisah nyata tentang chikan yang berjudul "I didn't do it" atau dalam bahasa jepangnya "それでも僕はやってない"
Filmnya bisa dilihat disini

Selamat menonton



Referensi: 
http://www.eonet.ne.jp/~limadaki/budaya/jepang/artikel/utama/khusus_chikan.html