Saturday, May 2, 2015

Budaya malu di Jepang

本日また雪山
Hari ini karena hari libur Golden Week, saya pergi main snowboard dan kemudian lanjut untuk berendam di onsen.

Sebenarnya ini bukan pertama kalinya saya ke onsen, tapi setelah saya pikir-pikir sebagai orang Indonesia, orang Jepang itu aneh juga ya.

Mengapa  tidak malu ya, masuk onsen dan mandi bersama orang banyak yang tidak dikenal dengan keadaan telanjang bulat tanpa selembar kainpun hanya handuk kecil untuk membersihkan badan.

Jujur, setiap kali waktu masuk onsen, saya selalu merasa canggung dan malu, lha "anuku" kan jadi dilihat dan jadi tontonan banyak orang.
Piye toh wong Jepang iki? Ora nduwe isin blas..

Setelah saya renungkan, rasa malu atau budaya malu di Jepang sangat berbeda dengan rasa malu atau budaya malu di Indonesia.

Orang Jepang akan merasa malu, bila melanggar norma moral yang ada, seperti buang sampah sembarangan,  malu jika santai, tidak bekerja keras,  malu jika tidak disiplin dan melanggar peraturan, malu jika tidak jujur apalagi korupsi, atau mengambil barang yang bukan miliknya.

Seorang Menteri di Jepang mengundurkan diri setelah ketahuan korupsi.

Perdana Menteri Naoto Kan pada tahun 2011 mengundurkan diri karena malu tidak bisa mengatasi bencana gempa bumi dan tsunami yang menyebabkan krisis nuklir di Fukushima Jepang.

Bahkan lebih jauh lagi angka bunuh diri yang tinggi di Jepang ternyata 70% disebabkan karena rasa malu.

Pada intinya orang Jepang MERASA MALU bila melakukan hal yang merugikan orang lain.


Berbeda terbalik dengan Orang Indonesia seperti saya ini,

Tidak malu buang sampah sembarangan, alasannya ya semua orang khan melakukannya.

Tidak merasa malu bila meminjam barang dari teman,  dan tidak mengembalikannya, dengan alasan lupa atau hilang.

Tidak malu memamerkan harta orang tuanya, alasannya yah kalau tidak punya mobil kurang gaul deh.

Tidak malu bila korupsi, bahkan pelaku korupsi terlihat bahagia bila dirinya disorot oleh televisi. Lebih hebatnya pelaku korupsi bisa memenjarakan orang yang "menuduhnya" korupsi.

Pada intinya Orang Indonesia TIDAK MERASA MALU bila melakukan hal yang menguntungkan dirinya sendiri.

Bangsa Jepang yang sebagian besar tidak beragama dapat menjadi bangsa yang besar hanya dengan bermodalkan rasa malu kepada diri sendiri dan orang lain.

Bangsa Indonesia seharusnya dapat menjadi bangsa yang lebih besar lagi karena ada rasa malu kepada ajaran agama.

Untuk merubah sebuah bangsa itu, berawal dari diri sendiri.