Tuesday, January 15, 2013

Seijin no hi

Tahun 2013 Seijin no hi di kawasan Tokyo
mungkin menjadi seijin no hi yang tak terlupakan karena diselimuti badai salju

sumber (daily mail)
Seijin no hi (成人の日) yang kalau diterjemahkan secara langsung "hari kedewasaan", adalah hari libur resmi di Jepang yang jatuh pada hari Senin minggu kedua di bulan Januari. Hari libur ini dimaksudkan untuk merayakan generasi muda yang bisa hidup mandiri dan menyadari telah menjadi dewasa (genap berumur 20 tahun). Bisa disimpulkan bagi orang Jepang sebelum umur 20 tahun itu belum dewasa (anak-anak).
Perayaan ini berasal dari upacara keagamaan Shinto, yang disebut Genpuku. Pada upacara Genpuku anak laki-laki yang berusia 10 - 16 tahun yang berasal dari keluarga Samurai menerima Eboshi (sejenis ikat kepala) sebagai tanda resmi yang menandakan kedewasaan mereka. Versi lain dari Genpuku adalah Kanrei yaitu, dimana anak laki-laki yang berasal dari keluarga kerajaan mendapatkan Fundoshi (kain cawat yang digunakan pe-Sumo sekarang) sebagai tanda kedewasaan mereka.

Jaman dahulu, anak perempuan yang berusia 12 - 16 tahun sudah dikatakan dewasa dan bisa menikah. Upacara kedewasaan untuk perempuan pada waktu itu dinamakan Mogi, dimana anak perempuan mendapatkan kimono sebagai tanda kedewasaan mereka.

Sekitar abad ke-19, perayaan Genpuku dan Kanrei tidak terlalu sering dilakukan. Ini akibat dari perubahan struktur dari pemerintahan. Pada tahun 1876, orang Jepang dikatakan dewasa saat menginjak usia 20 tahun, namun saat itu perayaan kedewasaan belum dilakukan secara formal.

Upacara Seinensei (青年祭 perayaan generasi muda), yang diselenggarakan 22 November 1946 di Propinsi Saitama merupakan asal-usul "seijin no hi" seperti yang ada sekarang ini. Pada mulanya, upacara diadakan untuk memberi harapan masa depan yang cerah bagi generasi muda Jepang yang kehilangan semangat dan cita-cita akibat Perang Dunia II.

Sejak ditetapkan dari tahun 1948 hingga tahun 1999, perayaan kedewasaan ini, dirayakan setiap tanggal 15 Januari bertepatan dengan tahun baru kecil untuk meneruskan tradisi Genpuku yang diadakan selalu pada tanggal yang sama. Tetapi sejak tahun 2000, hari kedewasaan dipindah ke hari Senin minggu kedua di bulan Januari sesuai sistem "Happy Monday" yang memindahkan sebagian hari libur ke hari Senin agar libur akhir pekan bertambah panjang.

Upacara yang diadakan untuk hari kedewasaan ini disebut seijin shiki (成人式), yang diadakan pemerintah lokal kota dan desa di Jepang yang mengundang penduduk yang telah mencapai usia 20 tahun yang dianggap dewasa menurut hukum untuk boleh merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, dan mengikuti pemilihan umum. Acara pada umumnya diadakan di gedung pertemuan, ballroom hotel, atau aula serbaguna milik pemerintah lokal. Acara dimeriahkan dengan pidato, penerimaan cendera mata, jamuan makan dan foto bersama dengan pejabat lokal.

Peserta upacara adalah penduduk yang merayakan ulang tahun ke-20 sehari sesudah upacara tahun lalu hingga hari upacara dilangsungkan. Selain itu, sebagian pemerintah lokal juga mengundang penduduk yang berulang tahun ke-20 pada tanggal 2 April tahun lalu hingga 1 April tahun ini (mengikuti perhitungan umur yang digunakan sekolah di Jepang, karena awal tahun ajaran baru pada bulan April di Jepang).

Di acara seijin shiki pada umumnya wanita mengenakan kimono resmi berlengan panjang yang disebut furisode, karena kesukaran pemakaian kimono bila dilakukan sendirian menyebabkan para wanita muda mengunjungi salon kecantikan untuk dipakaikan kimono dan dirias. Untuk pria mengenakan setelan kimono yang disebut hakama. Meskipun demikian, pria sering juga mengenakan pakaian formal ala barat berupa jas lengkap dengan dasinya. Setelah upacara selesai, mereka merayakan dengan berpesta, terutama minum minuman beralkohol.

Hakama
sumber travel 67
Furisode yang dikenakan KPP
Hakama dan Furisode
Sedikit berbeda dengan Indonesia memang, yang menganggap dewasa secara hukum saat berumur 17 tahun (sudah dapat membuat KTP, SIM, ikut Pemilu dll).

Ada seorang teman saya yang bertanya, "Jadi pada waktu umur 20 orang Jepang baru bisa bikin KTP ya?"
Sebenarnya KTP di Jepang itu tidak ada. SIM dan nomor asuransi kesehatan lah yang menjadi identitas diri yang selalu dibawa oleh orang Jepang. Semua bukti kependudukan (juminhyou) orang Jepang berada pada Kantor Catatan Sipil (shiyakusho).

Sekian info dari saya mengenai seijin no hi, semoga bermanfaat.


Referensi :
http://en.wikipedia.org/wiki/Coming_of_Age_Day
http://id.wikipedia.org/wiki/Seijin_shiki
http://shinjusby-japanculture.blogspot.jp/2011/01/hari-kedewasaan-seijin-no-hi.html