Tuesday, January 8, 2013

Perayaan Tahun Baru 2013

Perayaan Tahun Baru di Jepang sangat jauh berbeda dari negeri kita. Kemeriahan, pesta, kembang api, terompet bisa dikatakan tidak ada sama sekali. Saya sedikit agak "kecewa", tapi sebaliknya ini merupakan pengalaman unik tersendiri yang saya alami.
Di keluarga Jepang saya, tahun baru berarti baju baru.! Ya, tahun baru harus memakai baju baru, itu sebuah tradisi di keluarga saya, jadi mungkin berbeda untuk keluarga lainnya. Karena itu pada tanggal 31 dari pagi sampai sore kami berbelanja di Mall untuk membeli baju baru.
Pada malam harinya semua anggota keluarga biasanya berkumpul di rumah otoosan (ayah), tetapi karena mertua saya bercerai, kami berkumpul di rumah ibu untuk makan dan minum bersama (pesta keluarga). Sudah tradisi kalau tahun baru di Jepang semua orang pulang ke kampung halaman untuk merayakannya bersama keluarga, anak-anak diberi "otoshi dama" (お年玉) yang berarti "angpao", saling mengirim "nengajou" 年賀状 (kartu ucapan tahun baru) dan memakan osechi ryouri bersama-sama.
Osechi Ryouri (お節料理)

Selama 3 hari pertama di awal tahun, wanita di Jepang tidak boleh menggunakan tungku dan memasak makanan selain zoni (sup berisi mochi). Hal ini dilakukan untuk menghindari luka atau terbakar akibat memasak, yang menandakan kemalangan sepanjang tahun. Jadi, semua hidangan pada tahun baru, disiapkan menjelang akhir tahun. Agar tahan lama Osechi Ryouri diawetkan dengan dibuat acar, diasinkan atau dikeringkan lalu disantap dingin.

Secara tradisional Osechi Ryouri dibuat sendiri di rumah, tapi karena membuatnya cukup merepotkan dan memakan waktu, okaasan membeli Osechi Ryouri di swalayan meskipun harganya relatif mahal.

Okaasan pun menerangkan arti susunan Osechi Ryouri yang merupakan sebuah harapan orang jepang di tahun baru :

  • Datemaki 伊達巻 ➩ telur dadar yang digulung bagaikan kitab sutra, dimakan sebagai lambang kebijakan dan pengetahuan.
  • Kazunoko 数の子➩ telur ikan berwarna kuning, sebagai harapan dikaruniai banyak anak di tahu n baru
  • Konbu 昆布 ➩ semacam rumput laut, bermakna kegembiraan
  • Kuromame 黒豆 ➩ kacang kedelai hitam, sebagai harapan agar sehat sepanjang tahun
  • Tazukuri 田作り➩ sejenis ikan teri dimasak dengan kecap, harapan supaya panen melimpah
  • Kamaboko 蒲鉾 ➩ makanan olahan dari ikan yang dihaluskan berwarna putih sedikit merah, melambangkan beras merah dan beras putih.
  • Ebi エビ ➩ udang dan yang panjang dan melengkung sebagai lambang orang yang sudah tua, dimakan sebagai harapan supaya umur panjang
Yang lainnya maaf saya lupa namanya.. Dari sekian macam jenis yang paling saya suka adalah Tazukuri (ikan teri), karena rasanya hampir sama dengan masakan ikan teri Indonesia, enak maknyos.

Wagashi (和菓子) jajan tradisional jepang
okaasan sengaja membeli untuk mengenalkannya pada saya
rasanya manis dan kenyal
shabu-shabu (しゃぶしゃぶ)
Shabu-shabu adalah menu utama malam tahun baru kali ini, karena musim dingin setiap tahun baru selalu memasak masakan di panci (なべ)kemudian dimakan selagi panas bersama-sama. Selama masih kuat, saya makan terus sampai kenyang.
Pada jam 11 malam pergantian tahun saya bersama istri saya pergi untuk bertemu teman, yang kemudian bersama-sama membunyikan lonceng di kuil, di dekat rumah teman. Sebuah tradisi yang artinya melupakan dan melepaskan hal-hal yang buruk di tahun 2012.
Dibunyikan secara bergiliran sebanyak 108 kali
Pagi harinya jam 9, kami bersama otousan (tidak disertai okaasan) pergi untuk berdoa di kuil Chiyobo Inari jinja (千代保稲荷神社) yang terletak di Propinsi Gifu (岐阜県) Kota Kaitsuji (海津市).
Ootorii 大鳥居 (Gerbang Merah) Selatan
Sumber foto dari wikipedia Japan
Ootorii (Gerbang Merah) Timur
Sumber foto dari wikipedia Japan
jalan menuju ke kuil
Sumber foto dari wikipedia Japan
Gerbang Utama masuk kuil
Banyak sekali orang-orang yang datang ke kuil, mencari tempat parkirpun sangat susah. Bahkan untuk mencapai gerbang utamapun bukan perjuangan yang mudah karena antrian yang sangat panjang. Kami menunggu dan berbaris kurang lebih satu jam baru bisa masuk ke kuil. Ditambah lagi musim dingin bisa dibayangkan dinginnya, tapi beruntung bagi kami waktu itu cuaca sangat cerah jadi tidak sebegitu dingin.
Setelah masuk gerbang utama kami membeli sesajen seharga 50 yen. dan membasuh tangan dan kaki. Kemudian meletakkan lilin kecil di tempat yang disediakan lalu melemparkan sesajen dan uang receh ke dalam kuil sambil menepukkan tangan tanda berdoa.
Orang-orang melemparkan sesajen dan koin
Kuil tempat melemparkan sesajen dan koin
Sumber foto dari wikipedia Japan
Menuju ke pintu keluar
Setelah keluar dari kuil karena lapar kami menyempatkan diri untuk makan di sekitar kuil. Menu yang saya makan adalah namazu (lele versi jepang)
Namazu ナマズ
Berbeda memang dengan pecel lele, tidak ada sambal. Yang ada hanya Lele di belah dua dengan rasa manis dan nasi. Karena makan pakai tangan dianggap tidak sopan di Jepang, mau tidak mau memakan lele dengan sumpit, cukup susah sekali memakannya.

Selesai makan kami berbelanja untuk makan malam di rumah otousan dan hari berikutnya pergi berdoa di tempat yang sama bersama okaasan.

Note :
Perayaan tahun baru tidak ada kata harus pergi ke kuil di dalam negeri ini. Perayaan tahun baru di tempat lain seperti hotel dan tempat hiburan lainnya tidak kalah meriahnya, bahkan lebih meriah karena dikelola secara modern dan profesional.
Di beberapa tempat seperti Tokyo Disneyland, Tokyo DisneySea dan Universal Studio menggelar acara khusus tahun baru yang dikunjungi hampir dua kali lipat dari hari biasa, demikian juga dengan pusat wisata lainnya.