Sunday, August 2, 2015

Shingeki no Kyojin Live Action part 1

Berawal dari cerita lebih dari 100 tahun yang lalu, muncul kyojin (raksasa) yang memburu dan memakan manusia. Manusia yang tersisa membangun tembok raksasa dan hidup dalam damai di dalam sangkar tembok raksasa.

Karakter yang pertama muncul adalah Arumi yang bekerja sebagai tukang. Membuat dan memperbaiki berbagai macam alat. Arumi berlari menemui Mikasa untuk mengajak mencari sahabat mereka Eren. Ternyata Eren berada di sebuah bukit, dan berdiri di atas rudal yang tidak aktif, serta menanyakan kepada mereka, tujuan hidup mereka. 

Arumi berkata. "Tujuan hidup saya, membuat alat yang bermanfaat bagi umat manusia".

Mikasa hanya diam dan tertunduk malu saja, sepertinya Mikasa sudah menyukai Eren dari awal.

Eren berkata, "Saya ingin lihat kehidupan di luar tembok sana, mungkin di sana tempat yang lebih baik daripada di sangkar tembok ini. Mungkin di sana adalah surga"

Arumi-pun tersadar saat Eren terjatuh dari atas rudal, kalau rudal tersebut ada gambar laut.
"Ini laut" kata Arumi.

Bagi mereka yang tinggal di dalam tembok, mereka tidak pernah melihat laut dan begitu penasaran atas kehidupan di luar tembok.

Keluarlah gagasan gila dari Eren, "Bagaimana kalau kita coba keluar dari tembok itu?"

"Eren, apakah kamu sudah gila, kata orang-orang di luar tembok banyak raksasa yang memakan manusia?" kata Arumi

"Arumi, tidak ada orang yang hidup sekarang yang pernah melihat raksasa. Itu cerita lebih dari 100 tahun yang lalu. Benar atau tidaknya tidak ada orang yang tahu". kata Eren.

Akhirnya mereka bertiga berniat menerobos keluar tembok, yang dijaga oleh banyak tentara.
Tembok itu sangat tinggi dan besar, baru pertama kali itu bagi mereka melihat tembok dengan jarak yang sangat dekat.

Namun aksi mereka diketahui oleh prajurit, dan terjadilah pertengkaran antara Eren dan prajurit.

Tiba-tiba terjadi gempa bumi., bukan itu bukan gempa bumi tiba-tiba raksasa yang lebih tinggi dan besar daripada tembok muncul, menendang tembok dengan kakinya. 


Eren dkk dan prajurit pun kaget dan mencoba berlari menjauhi tembok.

"Ternyata cerita itu benar" kata Eren yang kaget atas kemunculan raksasa.

Tembok bagian bawahpun hancur akibat tendangan raksasa yang tingginya kurang lebih 100 meter itu. Dan raksasa yang lebih pendek pun mulai masuk, menghancurkan kota dan memakan manusia yang ditemui.

Meskipun prajurit berusaha untuk menembak dengan meriam, tapi tubuh raksasa tersebut beregenarasi dan sembuh dengan cepat. 

Mereka bertiga pun berlari, tetapi Arumi terpisah dengan Eren dan Mikasa.


Eren dan Mikasa mencoba masuk kedalam kuil, tapi karena banyaknya orang yang berdesak-desakan Eren terpisah dengan Mikasa yang berada di luar kuil karena mencoba menyelamatkan seorang anak kecil. 

Mikasa

Raksasa pun muncul di hadapan Mikasa.....

Suasana hening, dan ketika Eren melihat keluar Mikasa telah hilang. Eren pun mengira Mikasa telah dimakan, dan keluar dari kuil.

Setelah keluar dari kuil seorang diri, muncullah beberapa raksasa yang menghancurkan atap kuil memakan dan menginjak manusia yang berada di dalam kuil.

Eren yang shock atas hilangnya Mikasa, berjalan tanpa arah dan tujuan menjauhi kuil..


2 tahun pun berlalu, Eren dan Arumi bertemu kembali di akademi militer khusus untuk melawan raksasa........................


Eren
Arumi


Film ini sungguh luar biasa realitisnya, bagaimana raksasa memakan dan mencabik-cabik manusia sungguh adegan yang sangat seram dan thriller.]
Saya rasa film ini bukan konsumsi yang bagus buat anak-anak. Di Jepang sendiri rate film ini PG12 (Parental Guide untuk 12 tahun ke atas), karena adegan thriller dan raksasa yang telanjang.

Bisa dibilang live action Shingeki no Kyojin ini lebih bagus dan sukses daripada animenya.

Meskipun alur ceritanya sangat melenceng dan jauh berbeda dengan versi manga dan animenya, film ini sangat "worth" untuk ditonton. Pemeran Eren (Miura Haruma) sangat mirip dengan Eren versi raksasa (kyojin). 


Cast

Hari perdana pemutaran SnK di bioskop
dari kiri ke kanan
Higuchi Shinji, Satoru Matsuo, Nanami Sakuraba, Kanata Hongo, Kiko Mizuhara,
Miura Harumi, Hiroki Hasegawa, Satomi Ishihara, Takahiro Miura, Pierre Taki

Tiket saya