Saturday, April 6, 2013

Omikoshi

Pagi ini setelah bangun saya mendengar suara lonceng di apartement saya. Saya penasaran ada apa di luar, setelah saya lihat dari beranda ternyata ada sebuah rombongan anak Sekolah Dasar sedang mengadakan Haru Omatsuri (Festival musim semi), sambil memanggul dan mengarak Omikoshi, mereka membunyikan lonceng dan berteriak "Wasshoi | wa syoi | わっ しょい,". Segera saya ambil kamera dan jeprat jepret.

Tapi sebenarnya, apa sih Omikoshi itu?
Omikoshi (神 舆 atau 御 舆) adalah tandu suci (kuil Shinto portabel/bisa dipindah-pindah). Pengikut Shinto percaya bahwa, Omikoshi berfungsi sebagai kendaraan untuk mengangkut dewa di Jepang saat bergerak antara kuil utama dan kuil sementara selama festival atau ketika pindah ke kuil baru. Seringkali, omikoshi menyerupai sebuah bangunan miniatur, dengan pilar, dinding, atap, beranda dan pagar.

Selama matsuri (festival Jepang) yang ada omikoshi-nya, orang memanggul omikoshi di pundak mereka dengan cara dua, empat (atau kadang-kadang, jarang, enam) kutub. Mereka membawa omikoshi dari kuil, lalu mengarak omikoshi di lingkungan sekitar kuil, terkadang meninggalkannya di tempat tertentu di atas sebuah blok kayu yang disebut "uma" (kuda) untuk beberapa waktu sebelum dibawa kembali ke kuil. Beberapa kuil memiliki kebiasaan mencelupkan omikoshi ke air di danau, sungai atau laut (hal ini disebut o-hamaori). Dan pada beberapa festival, orang-orang yang memanggul omikoshi itu dengan semangat, berpindah dari sisi ke sisi lainnya, untuk menghibur "Kami" (Dewa) yang ada di dalam Omikoshi.

Cara memikul Omikoshi:
Cara yang paling umum memikul di Jepang adalah "Hira-katsugi (gaya Normal) | 平 担ぎ" memikul sambil berteriak "Wasshoi | wa syoi | わっ しょい," dan kadang-kadang sambil melemparkan dan mengguncang omikoshi tersebut.

Salah satu cara memikul yang terkenal adalah "gaya Edomae | 江 戸 前" dapat dilihat di Asakusa Sanja Festival. Teriakannya sedikit berbeda dengan gaya normal yaitu, "Say ya, Soi ya, Sah, Sorya ..." Sambil menggoyangkan Omikoshi dengan cepat, naik turun dan sedikit ke kanan dan kiri.


Sedangkan di Shonan Prefektur Kanagawa, cara memikul Dokkoi ドッコイ biasanya menggunakan dua kutub. Omikoshi bergerak naik turun berirama, dan lebih lambat daripada "gaya Edomae". Cara berteriaknya adalah "Dokkoi Dokkoi Dokkoi Sorya".

Gaya Odawara di Odawara Hokane, (小田原 担ぎ). Ini adalah memikul omikoshi, di mana beberapa orang berkumpul dan berlari sambil memikul omikoshi, sambil berteriak "Oisah, Korasah / koryasah" Pemikul omikoshi tidak menggoyangkan omikoshi, tetapi bersatu memikul omikoshi dan berlari dari sisi ke sisi dan berbelok dengan kecepatan penuh.

Nah yang saya lihat ini termasuk gaya normal, dan yang melakukannya anak-anak SD. Sudah menjadi tradisi di Gifu, di setiap musim semi anak-anak SD mengadakan Haru Omatsuri dengan memanggul dan mengarak Omikoshi di dekat kuil yang terdekat dengan sekolah. Yang tentu saja didampingi oleh guru-guru mereka.

Untuk orang dewasanya di Gifu, setiap musim semi di bulan April hari Sabtu ke-2, diadakan Hi-Matsuri (Festival Api), yang tentu saja Omikoshi-nya lebih besar dan heboh daripada anak-anak SD. Rencananya Sabtu depan, kalau tidak berhalangan saya akan bergabung dalam festival Hi-Matsuri.

Macam-macam Omikoshi yang dipanggul orang dewasa