Tuesday, November 25, 2014

Di Jepang BBM tidak subsidi (Rp.16 ribu/liter)

Pom bensin Self Service
Setelah hampir 17 tahun tidak ada kenaikan pajak, sejak 1 April 2014, pajak konsumsi (pajak setiap membeli barang) di Jepang naik dari 5% menjadi 8%, demi menutupi kekurangan anggaran belanja pemerintah. Dan kabarnya akan naik lagi hingga mencapai 10%. 

Apakah ada demonstrasi?? 
TIDAK ADA.

Padahal UMR tidak naik, salut dengan mental orang Jepang.

Meanwhile in Indonesia, BBM baru naik Rp. 2000 saja demonstrasi ada dimana-mana, apalagi kalau subsidi BBM dihapus.. Apa yang terjadi?

Harga BBM di Jepang tergolong mahal karena tidak ada subsidi BBM sama sekali dari pemerintah, yaitu sekitar 155 yen/liter (Rp. 16.000/liter). Karena subsidi tidak dalam bentuk harga BBM yang murah. Karena subsidi dalam bentuk harga BBM murah akan mengakibatkan jumlah kendaraan pribadi membludak, kemacetan dimana-mana, dan polusi udara meningkat.


Akibat dari harga BBM yang tinggi (tidak disubsidi), didukung dengan mahal dan sulitnya memperoleh SIM (kurang lebih 300.000 yen, kalau dirupiahkan 30 juta), mahalnya pajak kendaraan pertahun (plat putih 3 juta rupiah/tahun), asuransi kendaraan (sekitar 1 juta rupiah/bulan) dan biaya shaken (uji emisi kendaraan per 2 atau 3 tahun plat putih sekitar 15 juta rupiah), orang Jepang lebih suka bepergian menggunakan transportasi umum (bus, kereta bahkan sepeda onthel) karena lebih hemat, nyaman, aman dan tepat waktu dan tidak capek.
Padahal harga kendaraan disini jauh lebih murah daripada Indonesia lho.

Bandingkan dengan kebiasaan orang Indonesia, ke warung dekat rumah aja lebih suka naik motor daripada jalan kaki. MANJA banget ya..

Dengan naiknya harga BBM saya yakin konsep transportasi umum di Indonesia dalam tahap LANGKAH AWAL menuju negara maju seperti Jepang.

Tergantung mental kita, mau MAJU atau mental SUBSIDI alias MINTA-MINTA...

Back to Japan...

Subsidi pemerintah Jepang tergolong tepat sasaran, lebih ke pendidikan dan jaminan sosial. SD sampai SMA gratis kalau sekolah di sekolah milik pemerintah (negeri). Fasilitas lengkap dari gedung, alat belajar, sarana olah raga (terkadang di sekolah ada juga yang memiliki kolam renang), semuanya GRATIS. Jika ada pengeluaran itu hanya untuk kegiatan tambahan dan makanan untuk para siswa.

Subsidi juga diberikan dalam bentuk asuransi kesehatan.
Orang dewasa hanya membayar 30% dari total biaya berobat, anak-anak gratis, manula hanya 10% dari biaya pengobatan.
Bahkan pemerintah Jepang memberi subsidi dan memberi dana untuk ibu melahirkan.
Bukan hanya itu pemerintah juga memberi subsidi untuk apartement murah (danchi/public housing) bagi keluarga yang kurang mampu.

Manula yang sudah tidak bisa bekerja pun mendapat jaminan pensiun (nenkin) tiap bulan yang cukup buat hidup sederhana di Jepang.

Di Jepang BBM mahal tapi TIDAK ada yang DEMO, karena ada yang jauh lebih penting daripada menuntut BBM murah. yaitu PENDIDIKAN, JAMINAN HIDUP dan KESEHATAN.

Mari kita bayangkan bersama negeri yang rakyatnya tidak ada orang sakit yang tidak mampu berobat, tidak ada anak yang tidak mampu sekolah karena biaya sekolah.

Negeri kita adalah negeri yang kaya, INDONESIA bisa jadi negara maju dan besar bila saja MENTAL kita tidak MANJA.

REVOLUSI MENTAL
Untuk Indonesia yang lebih baik...